
SOLO, JELAJAHKITANEWS.com — Ini merupakan pameran tunggal pertama sejak wafatnya A.D Pirous pada tanggal 16 April 2024 di Bandung. Pameran ini berkolaborasi Tumurun Museum dan Serambi Pirous dengan judul ‘Jejak Langkah Arah’. Pameran karya seni lukis dan grafis ini dilaksanakan di Tumurun Museum, Solo dibuka secara resmi tanggal 25 Januari 2025.
Sepanjang kegiatan pameran, juga akan diselenggarakan beragam program publik; diantaranya adalah Tur Kuratorial, Diskusi Seni dan Workshop yang terbuka untuk umum mulai 25 Januari hingga 08 Juni 2025.
Pameran “Jejak Langkah Arah” memamerkan rangkaian pernyataan terdiri dari 27 karya Lukis dan grafis yang signifikan, diperkaya dokumentasi catatan, foto dan sketsa dari A.D. Pirous, serta satu karya seni kriya sulaman asal Aceh, Kasab, yang dibuat oleh ibundanya.
Dibagi dengan 3 babak dalam 3 ruang tematik, ‘Jejak’ mengeksplorasikan kecintaan Pirous kepada keluarga, penghargaan pada kampung halaman dan inspirasi dari akar budaya. ‘Langkah’, merefleksi dari peristiwa dan ‘Arah’, yang merefleksikan hubungan manusia kepada alam dan Tuhan yang bisa menjadi dorongan semangat untuk mengembangkan eksistensi diri masing-masing.
Karya-karya dalam pameran ini menggambarkan praktik seni dan perjalanan hidup A.D. Pirous, membawa kita dalam perjalanan yang penuh inspirasi mengenai makna dan manfaat seni dari perspektif universal dan transenden.
Hal ini dapat dipahami karena selain sebagai seniman, A.D. Pirous juga dikenal sebagai perintis pendidikan desain grafis di Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung dan juga salah satu sosok pendiri studio seni dan desain, Decenta pada tahun 1973.
Melalui karya dan visinya, A.D. Pirous berupaya membimbing kita untuk memahami seni dan memotivasi kita agar mampu menciptakan kebaruan dengan mendayagunakan perasaan seni yang ada dalam diri kita.
Dikurasi oleh Eka Sofyan Rizal, Iwan Meulia Pirous dan Hendra Himawan, pameran ini mengajak kita untuk mengikuti jejak, langkah dan arah yang tertuang dalam karya Pirous.
Kumpulan bayangan, pertimbangan, kata hati, gairah, keresahan, yang ada dalam alam diri kita yang dapat dipergunakan untuk mengubah kenyataan alam sekitar kita.
Melalui pameran ini, kita diajak untuk merefleksikan diri dan sekitar kita, dan menyadari ‘bahwa seni adalah denyut nadi kehidupan yang mengalir dalam setiap jiwa manusia, tanpa memandang status atau profesi. Kita diajak untuk menyadari bahwa setiap orang adalah seniman yang mampu menciptakan kehidupan yang penuh makna.
Menjadikan hidup ini sebagai kanvas untuk mengekspresikan keragaman pikiran dan perasaan yang berharga untuk sesama.’ (ardi)
