Harga Cabai Melambung Malah Bikin Petani Klaten Ngaku Pusing, Ini Curhatnya

Posted by : Adminjk January 7, 2025

Harga cabai rawit di Klaten terus melejit menembus angka Rp 120.000 per kilogram. Namun petani tidak otomatis gembira sebab mereka juga dipusingkan matinya tanaman secara mendadak.
“Yen lanas nembe niki, biasane mung patek. Mati pun garing sedaya (Kalau mati kering baru kali ini, biasanya cuma penyakit Patek, ini mati kering semua),” ungkap Paiman (70), petani cabai Desa Kaligawe, Kecamatan Pedan kepada detikJateng, Selasa (7/1/2025) siang di sawahnya.

Paiman menceritakan kejadian tanaman cabai keriting mati mendadak itu baru berlangsung tahun ini. Sekitar 20 hari kematian cabai itu sangat cepat dan menular.

“Baru 20 hari sudah seperti ini. Kebetulan barengan merawat istri sakit tipes jadi tidak terurus sebentar, kok muncul penyakit cabai seperti ini,” ungkap Paiman dalam bahasa Jawa campuran yang diterjemahkan detikJateng.

Menurut Paiman, daripada keburu semua tanaman cabai mati, buah yang ada dipanen lebih awal. Meskipun di pasar hanya dibeli Rp 12.000 per kilogram.

“Ya pajeng mung mirah Rp 12.000. Dereng wayahe panen, niki pepak pentil, kenging nggo jajan daripada mboten panen (Ya laku cuma murah Rp 12.000. Ini belum saatnya dipanen baru buah muda ya bisa buat jajan daripada tidak panen),” jelas Paiman.

Pantauan detikJateng, tanaman cabai di lahan milik Paiman hampir setengahnya kering dan mati. Padahal bentuk buahnya bagus tidak cacat.

Riyanto, petani dan pedagang cabai di Kecamatan Kemalang mengatakan kondisi yang sama terjadi di wilayahnya yang berada di lereng Gunung Merapi. Tanaman cabai mati kering karena jamur.

“Di sini namanya lolos bukan lanas, jadi tanaman mati kering dan di pangkal pohon menghitam. Penyakit Patek juga ada tapi tidak sebanyak yang kena jamur ini,” jelas Riyanto kepada detikJateng.

Serangan jamur, sebut Riyanto, sebenarnya jarang terjadi pada cabai. Terakhir terjadi serangan sebelum ada pandemi COVID-19 (2020).

“Pernah terjadi tapi sebelum COVID itu. Serangannya cepat menjalar, bisa diatasi dengan kapur meskipun tidak bisa 100 persen tapi bisa memperlambat,” papar Riyanto.

“Ya wajar jika harga naik karena hukum pasar, barang sedikit sulit panen tapi yang butuh banyak. Terakhir tadi saya ikut lelang di pasar Rp 88.000 per kilogram rawit merah dan Rp 40.000 cabai keriting merah, kalau eceran ya bisa lebih dari Rp 100.000 per kilogram,” imbuh Riyanto.

Pedagang sayur Pasar Karangdowo, Hartini, menyatakan harga cabai rawit merah Rp 120.000 per kilogram. Harga dari pengepul juga sudah tinggi.

“Belinya saya sudah Rp 100.000 per kilogram, saya jual setengah ons Rp 6.000 (jadi satu kilogram Rp 120.000) tapi kadang Rp 110.000 saya kasih kalau sore. Baru kali ini akhir tahun sampai segini, merah keriting juga Rp 50.000 dan hijau Rp 25.000,” kata Hartini kepada detikJateng.

Menurut Hartini, di akhir tahun dan natal paling tinggi selama ini cabai rawit paling Rp 60.000. Tapi empat hari ini naik terus harganya.

“Baru empat hari ini naik terus. Kalau beli Rp 100.000 tidak saya jual Rp 120.000 ya bisa bangkrut,” imbuhnya.

Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Klaten, Lilik Nugraharjo, secara terpisah menyatakan hujan yang terus turun memicu jamur pada cabai. Serangan jamur sebenarnya jarang terjadi.

“Jamur sebenarnya jarang terjadi, tapi jika sudah terlambat sulit diatasi. Penyakit layu Fusarium bisa diatasi dengan obat anti fungisida tapi petani harus telaten,”katanya.

sumber:  https://www.detik.com/jateng/bisnis/d-7721039/harga-cabai-melambung-malah-bikin-petani-klaten-ngaku-pusing-ini-curhatnya.

RELATED POSTS
FOLLOW US